Selasa, 13 Agustus 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H


Pertama tama, manusia receh beserta kru yang bertugas mengucapkan "MINAL AIDIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN".

Tak jauh berbeda dengan lebaran tahun tahun sebelumnya, gue selalu melakukan ritual mudik ke tanah kelahiran gue, Tanjungpinang. Sebuah kota dengan populasi manusia sekitar beberapa ribu doank.

Bicara soal rutinitas, kebanyakan orang sangat gembira jika pada saat menjalankan ibadah puasa, mereka akan menyambut namanya Idul Fitri a.k.a lebaran. Baju baru, celana baru, sendal baru, sarung baru, mantan baru, pacar baru, dan istri baru #ehh. Tapi bagi gue (pribadi), jika gue mudik ke tanah kelahiran, gue disambut dengan meriah oleh seonggok kaleng cat, mungkin lebih tepatnya, beberapa onggok kaleng cat beserta aksesorisnya. Seneng sih, kumpul bareng keluarga, tapi....gue juga kumpul bareng kaleng cat.......
Tiap.

Mudik.
Gue.
Ngecat.
Rumah.

Ah, cuman ngecat doank, gampaaaang ~~. Tapi yang bikin nyesek, waktu pengecatan adalah H-2 sebelum lebaran. Hebat kan gue? Ya iya lah. Nggak ada satu pun manusia yang bisa melakukan pengecatan selama 2 hari untuk radius 7 x 10 meter (luar dalem). Gue yakin kalo tiap tukang cat yang dikontrak buat ngerjain tuh proyek selama 2 hari, gue yakin mereka pada resign dengan terhormat tanpa bayaran. Ente bisa liat ntar gimana rumitnya struktur bangunan rumah gue, yang membuat gue harus kayang saat melakukan pengecatan.

Seperti biasa, proses pemilihan warna kali ini nggak dilakukan melalui voting seperti tahun-tahun sebelumnya. Kemungkinan jawaban masih sama dengan tahun sebelumnya. Iti, adek gue yang pertama pasti memilih warna ungu sebagai andalan. Dan Icha, adek gue yang paling kecil nggak akan melepas pilihan warna orange-nya. Dan gue sebagai tukang cat nggak akan mau mengkombinasikan warna yang bakalan keliatan seperti bokong babon itu. Gue bersikap netral, gue pilih warna putih. Setelah dipertimbangkan, jika kita mengadakan voting akan terjadi kericuhan. Sebagai pemimpin sekte keluarga sesat, emak gue mengambil otoritas tertinggi dalam penentuan warna.

Gue : "jadi mau di cat warna apa, Ma?"
Mama : "abu-abu, ada yang tua dan muda" *nada datar E Minor*
Gue : ..............................hening. Dan semuanya kompak selonjoran di pojokan.

Gue langsung kebayang komplek perumahan angkatan laut yang serba abu-abu. Icha membayangkan seragam sekolah yg putih abu-abu, bagian atas rumah warna putih, dibawah abu-abu. Gue juga punya ide mau nambahin simbol jangkar sekalian biar keliatan Navy Seal-nya, trus ditambah tulisan "LANTAMAL PERUMNAS SEIJANG" sebagai identitas pelabuhan. Hal frontal semacam itu nggak jadi dilaksanakan mengingat nggak bakalan ada orang yang datang ke rumah gue.

Jadi warna yang ditentukan oleh Sang Otoritas adalah abu-abu tua dan abu-abu muda. Oke stop sampai disini dulu. Hingga sekarang, Icha dan gue masih nggak bisa membedakan mana yang warna muda dan mana yang warna tua. Entah warna itu bisa punya umur atau mana warna yang lahir duluan sehingga bisa ditentukan mana yang tua dan muda. Setelah dijelaskan dengan emak gue secara tertulis, warna muda adalah yang tipis, yang pekat adalah warna tua. Misalnya langit adalah biru muda (catet icha!!). 

Selesai dengan perbedaan warna tua dan muda, Icha yang dinobatkan sebagai asisten gue selama proses pengecatan, dan cuman dia yang berkompeten dibidang ngecat, dia bertugas untuk membeli cat sesuai dengan warna yang dimaksud. Setelah gue melihat bentuk warna abu-abu yang di beli nggak ada bedanya antara yang warna muda sama yang warna tua. hanya sekilas mirip (Icha gagal dalam pembelajaran pemilihan warna, kesimpulannya, dia buta warna!). Terpaksa gue yang turun tangan, gue beli abu-abu muda, yup. Abu-abu yang kelihatannya masih anak-anak, abu-abu yang masih balita. Biar ada perbedaan warna antara abu-abu tua dan abu-abu balita yang gue beli.

Kendala nggak hanya di pemilihan warna, ternyata tetangga di depan rumah gue juga sedang ngecat, cuma pengecatan dilakukan oleh para tukang cat. Ah biasa aja, anggap aja gue lagi mewarnai di kanvas raksasa. Skill gue merasa tersaingi, alhasil gue melakukan manuver pengecatan luar biasa dan hasilnya terlihat bagus. Ngeliat hasil pengecatan gue yang rapi, beberapa tukang sempat mencuri pandang ke rumah gue sambil nyeletuk "wah bisa ngecat juga ya" atau "rapi ya..". Dan gue terkekeh kekeh najong bersama Icha yang sibuk ngecat pintu pake cat minyak. Belom tau dia, gue udah expert soal ngecat ginian, udah sertifikasi nasional pengecatan. Gue emang bisa ngecat, tapi gue nggak terlalu ahli dalam cat minyak. Berbanding terbalik dengan Icha, dia jago pake cat minyak. Bahkan ngecat kusen jendela pake kuas lukis dia jabanin, oke skillnya berada di cat minyak.

Tak beberapa lama, para tukang yang ada di depan rumah gue di datangi oleh mandornya. Kelihatannya si mandor adalah leader dari tukang-tukang tersebut. Dan si mandor yang berlogat melayu itu juga ikutan meirik ke gue yang sedang ngecat. Tak berapa lama, dia mendekati gue dan nanya ke gue.

Mandor : "rapi juga ye...tapi bagus cat kami, tak bocor kalau hujan"
Gue : "emang pake cat apa bang?"
Mandor : "kami pakai cat "Drop", bagus tuh, mahaaal, kaleng kecil aje, 180 ribu tau?"
Gue : "ohhhh..." dalem ati, masih mahalan cat punya gue donk 300 rebu!! kampret!
Mandor : "emang awak pakai cat ape?"
Gue : "cat murah aja bang..itu tuh...." sambil nunjukin kaleng cat bermerek dari singapore inisial DLX.
Mandor : ...........memandang seonggk kaleng cat gue dan masih memuji cat merek yang dia pakai dan berlalu.

Makan tuh cat Drop out. Gue ama Icha ngakak ngakak sambil joget indian. Heran, bulan puasa masih aja ada orang yang suka show-off gitu. It's just about painting!. Ngapain pake di banding-bandingin. Dan hasilnya, jreng jeng jerejeng jengg....!!!!!


Inilah hasil kerja rodi selama 2 hari atau sama dengan 48 jam atau sama juga dengan 2.880 menit, atau sama juga dengan..ahh pokoknya 2 hari deh. Secara batiniah, gue merasa sudah menuju kemenangan, gue udah tuntas melakukan tugas negara yang harus diemban selama 2 hari berturut-turut. Give applaus to Icha Kung sebagai asisten yang kompeten melakukan pengecatan area rumit, walaupun pas disuruh ngecat pintu samping malah ketauan tidur di kursi.

Hmm..mungkin tahun depan gue nggak bakalan ngecat. Semoga catnya tahan sampai 20 tahun, sesuai dengan yang ada di brosur, nyahahahhaahhahaa.....

sekali lagi....MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN.


Fandy dan sekte sesat sekeluarga.

Tidak ada komentar: