Kamis, 24 April 2014

Chatting Keluarga Absurd


Jreng...jreng...
Entah kenapa kali ini musik di playlist gue memainkan lagu Killing Me Inside Feat Tiffany dengan judul Jangan Pergi. Mungin sudah sekitar dua puluh kali lagu ini diputer. Bukan! Bukan karena gue suka lagunya, tentu aja bukan! Lagu gue di laptop cuman sebiji ini. Yang lain udah gue migrasi kan ke "Terrex", harddisk satu terabyte gue #bangga. Dan apesnya, harddisk gue ketinggalan. #nggakjadibangga


Bila waktu takkan pernah bisa menanti...
Bila aku jatuh dan tak bisa bangun lagi...
Bila aku terdiam dan tak bisa bicara...
Aku hanya ingin terlihat sempurna...

Killing Me Inside Feat. Tiffany - Jangan Pergi (cari sendiri link download-nya ya)

Sepertinya agak terkesan galau-galau gitu ya kan. Tapi ya gitu, emang cuma itu lagu yang lagi standby sampe tulisan ini di posting (gue ngetik lirik di atas sambil nge-previous track. Hahaha).

Sebenarnya dari segi lirik dan warna musik (khusus lagu ini ya), lumayan bagus, apalagi buat para cowok atau cewek yang lagi galau, ingin putus atau lanjut menjalin hubungan dengan kekasihnya.

Iseng gue searching di google gimana sih band yang satu ini, yang katanya alay (kata adek gue, Iti). Dan setelah gue googling, gue menemukan sebuah pose band emo dan beberapa tampilan band muda lainnya. Lumayan keren. Berhubung gue belum kenal warna musiknya, sepintas gue teringat Paramore, The Ataris atau Aiden. Setelah itu gue menemukan sebuah gambar graffiti keren dari band tersebut dan gue jadiin Display Picture BBM, bertuliskan "Killing Me Inside" yang disusun menjadi tiga baris. Kayak gambar dibawah ini.

bacanya "Killing Me Inside"
Keren kan. Ya keren lah. Tapi dengan najongnya, adek gue, Iti ngatain kalo band ini adalah band alay.

Sebenarnya untuk lirik dan warna musik bisa dibilang sangat modern. Band ini beraliran Emo Progressive yang sedikit di bumbui dengan irama pop-funk dicampur dengan tambahan techno. Jauh dari kesan alay seperti yang dikatain ama adek gue itu.

Saat beberapa menit setelah gue mengganti display picture di BBM, ada notifikasi masuk, yang berasal dari adek gue.

translate-an gue agak ancur gini ya, hahaha
Adek gue emang nggak terlalu ngerti soal musik. Dia taunya paling cuman Enrique Iglesias, dan beberapa lagu lawas barat seperti Celine Dion. Gue agak kurang yakin dia hidup di generasi sebelum gue atau mungkin dia telah kembali reinkarnasi dari kehidupan sebelumnya. Selera musiknya asli di atas gue (maksudnya, musik lama). Coba aja cek di playlist handphone-nya dia. Paling update ya mungkin lagu lokal campur sari, entahlah.

Belum lagi selesai dengan perdebatan soal band ini, dia mengalihkan pembicaraan dengan sebuah bahasa. Gue juga agak kurang paham dengan bahasanya sekarang ini. Mungkin karena dia sekarang lagi kuliah di pedalaman Sumatera Barat sana, bahasa dan gaya hidupnya juga ikutan berubah.


julo-julo artinya arisan

Gue langsung menduga-duga arti dari kata "julo-julo" yang dia ketik di BBM. Julo-julo? Apa mungkin Sinanggar Tulo? Gula? Ah sudahlah. Dengan sok tau tingkat tinggi pun gue membalas chatting dari adek gue ini. Gue berasumsi bahwa julo-julo yang dia maksud adalah jenis makanan kering di daerah sana.



Dia jauh-jauh kuliah di Padang sana cuman buat ngikutin julo-julo (baca: arisan) bareng teman-temanya. Mau jadi apa kelak anak ini. Mending uangnya untuk beli binatang peliharaan. Jelas kemana bentuknya.

Setelah percakapan absurd singkat dengan adek gue yang absurd juga, gue baru mengetahui satu kosa kata Sumatera Barat yang nggak pernah gue denger, julo-julo. It means Arisan

Yah, kalo nanti ada film Arisan Berondong versi Minang, bakalan masuk bioskop dengan judul serupa, menjadi JULO JULO BERONDONG.

#hening
#bloggersesat
#ngasahtombak

Tidak ada komentar: