Jumat, 25 April 2014

Rest In Peace, My Buddies


Tepat hari ini, udah genap 100 hari sejak meninggalnya teman dekat gue di kantor. Dua sahabat sejati gue yang nggak pernah mengeluh saat gue yang mengeluh kepada mereka. Dua ekor ikan cupang gue, si Eyang dan si Subur.

Tiga bulan yang lalu, kedua ekor ikan cupang gue lebih memilih untuk berpulang kembali ke sisi-Nya. Tugas mulianya hingga akhir hayat adalah menemani seorang anak manusia yang bekerja sendirian di ruangan kantornya yang sepi dan menjemukan.

Tidak hanya manusia saja, seekor ikan juga tidak memiliki kepastian umur hidupnya. Lama umur ikan hiu tidak akan sama dengan umur ikan paus. Bisa jadi umur ikan hiu hanya beberapa tahun setelah di buru oleh oknum yang mengincar siripnya sebagai bahan obat-obatan.

Pada umumnya, umur ikan cupang rata-rata bisa mencapai 4 tahun. Itu kalau kita bisa merawatnya dengan baik dan benar (bukan berarti gue menelantarkan Eyang ama Subur). Setelah gue teliti, umur Eyang dan Subur diperkirakan hampir mencapai 2 tahun. Satu tahun mereka berada di tempat penangkaran, dan kurang dari setahun mereka berada di tempat gue, sejak April 2013 hingga Februari 2014 kemarin.

Mungkin bisa jadi karena ada yang salah dengan cara merawat gue (maaf). Tapi hingga akhir hayat mereka, gue selalu memberikan makanan dan berbagai fasilitas yang memadai untuk kategori ikan cupang. Mulai dari akuarium, teras rumah, taman bunga, makanan khusus cupang, ganti air, ganti oli, permak jeans dan banyak lagi. Tapi kembali kepada Yang Kuasa, umur makhluk hidup tak akan pernah kita prediksi.
Rest In Peace, Eyang dan Subur
Sebelumnya gue pernah memberikan perkenalan biodata Eyang dan Subur tepat satu tahun yang lalu, yakni April 2013. (edisi: Ikan Cupang). Ikan cupang gue yang berwarna hitam bersirip merah bernama Eyang. Sedangkan yang berwarna biru dengan sirip merah yang lebih panjang bernama Subur. Walau pun keduanya tak pernah akur satu sama lain, gue sebagai penengah dan ayah angkat dari mereka tidak pernah pilih kasih. Semua sama.

Dan kini, untuk mengenang jasa Eyang dan Subur, gue selaku manajemen manusia receh memberikan penghargaan berupa upeti berupa logam receh pada kedua tempat terakhir mereka mengabdi. Yaitu kedua akuarium yang pernah mereka huni.

Akuarium yang dulu di tempati oleh Subur

yang ini akuarium si Eyang
Semoga Eyang dan Subur mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Ikan juga termasuk ciptaan Tuhan, dan pasti akan kembali kepada Sang Pencipta. Gue yang fakir hanya bisa mencoba untuk berbagi dan mengasihi sesama makhluk hidup yang ada di muka bumi.

by : manusia receh management

Tidak ada komentar: