Kamis, 25 April 2013

Ikan Cupang



Kenalin, gue cupang! 

Begitulah kalimat yang terlontar dari mulut ikan cupang yang baru gue beli kemarin dari pet shop rumahan. Setelah perkenalan itu, tanpa berpikir panjang, gue langsung membeli ikan tersebut. Eits, ini gak main main juragan. Gue udah melalui berbagai tahap dalam memilih kenapa ikan cupang?, kenapa harus ikan cupang?. Kalo soal kenapa gue milih ikan ini di film-kan, gue akan buat dengan judul "Ada Apa Dengan Cupang?", dimana cupang cowok bernama Rangga menyatakan cinta nya ke cupang cewek............udah gitu aja. Bisa juga gue buat dengan versi "Cupang Yang Tertukar", gue ketuker ikan cupang ama anak kecil yang pas beli ikan, dia lagi di sebelah gue, ternyata cupang-nya adalah cupang angkat yang di buang oleh ibu cupang kandung-nya, makanya ketuker. ok ini ngawur.

Masih banyak terlintas di benak gue judul judul film yang bisa menceritakan gimana gue bisa milih ikan cupang sebagai hewan peliharaan gue, seperti "Cinta Cupang", "Cinta Cupang Season 2", "Si Coepang Anak Sekolahan", "Bukan Cupang Biasa" sampai ke judul film frontal seperti "Cupang Ngesot" dimana cerita nya soal cupang ganas yang terlalu aktif trus jatoh keluar dari akuarium, udah gitu dia ngesot buat balik ke akuarium. Oke gitu aja soal film, balik lagi soal ikan cupang. Gue punya peliharaan baru, dua ekor ikan cupang. Cekidot.

Kenapa milih ikan cupang bro?   
Kenapa? Karena sangat mudah pengurusannya, maksud gue bukan pengurusan gimana SKCK dari orang tua angkat cupang, akta kelahiran cupang, atau proses pengangkatan dan serat terima anak cupang sebagai bagian dari keluarga gue, tapi kemudahan dalam ngurus hidup si cupang. Selain murah, ikan cupang gak membutuhkan tempat yang luas buat hidup. Karena gue masih nge-kost, cupang adalah hewan yang cocok buat penghuni kamar gue. Cukup 10 x 10cm. Jangankan akuarium, seekor cupang bisa hidup di botolan air mineral kemasan 600 ml. Mudah kan. Kalo loe pada mau ikutan melihara cupang, loe cukup ngeluarin uang Rp10,000. Enam ribu perak buat beli ikan nya, dan empat ribu perak buat beli akua. Dan untuk kelanjutannya, loe bisa konsultasi ama gue, tips dan trik memelihara cupang.

Gile bro! murah amat!
Ya begitulah, sesuai dengan kemampuan gue. Simple, bisa dibawa kemana mana, gak repot, makan sehari dua kali, gak makan tempat dan bisa ditinggalkan dalam jangka waktu yang lama. Gue banget!. Karena gue pecinta binatang, gue beli dua ekor ikan cupang. :D

Sebelum gue jelasin gimana kehidupan gue di dunia percupangan, gue mau kenalin ke kalian, biodata diri ikan cupang gue. Setelah ikan cupang gue beli, gue memberikan nama kepada masing masing ikan gue. Ini sangat penting. Kenapa mereka harus punya nama?. Ya gimana kalau mereka lari lari di luar akuarium, gimana mau manggil mereka? Atas inisiatif tersebut, gue mengambil kesimpulan untuk ngasih nama ke mereka. Yang paling item dan agak kecil, gue kasih nama "Eyang", dan agak kecoklatan dan lebih besar gue kasih nama "Subur". Jangan protes soal nama yang gue kasih. Gue udah ngelewatin beberapa hari dan mesti makan ikan asin buat ngasih nama ke mereka. Di benak gue, terlintas dua buah nama. Eyang Subur.

Secara harfiah, nama kedua ikan gue adalah si Eyang dan si Subur, mereka adalah dua bersaudara dari generasi pertama. Dan untuk lebih lengkap dan jelasnya soal nama mereka, gue kasih biodata diri mereka. Gue sengaja ngintip buku diary mereka pas mereka tidur siang, biar gue bisa jelasin di postingan ini. Cekidot.

1. Eyang.

Eyang adalah anak tunggal dari 12 bersaudara sepercupangan. Dia ditinggalkan oleh orang tua cupang kandungnya sejak dia masih berumur 4 hari. Setelah itu, dia diasuh oleh toko hewan. Bagi Eyang, toko hewan merupakan semacam panti asuhan di dunia hewan. 

Dan tiba saatnya suatu hari gue datang untuk mengangkat ikan cupang untuk dijadikan Partner di dunia bisnis, gue kemudian berkenalan dengan dia (waktu itu dia belom punya nama, gue sebut aja dia "cup" untuk sementara). Merasa udah cocok dan klop, gue mengambil hak asuh cupang dari toko tersebut. Mengurus Akta Cupang, serah terima cupang, dan sebagainya. Dan Eyang sudah menjadi bagian dari keluarga gue. Anak Cupang angkat.

2. Subur
Subur adalah adik cupang kandung Eyang. Subur adalah anak cupang kedua dari 12 bersaudara sepercupangan. Tak beda dari kakaknya, Eyang, Subur hidup di toko hewan setelah ditinggal pergi oleh orang tua cupang kandungnya.

Kisah kenapa gue bisa memilih si Subur, itu gak lepas dari pengaruh si Eyang. Eyang-lah yang mempertemukan gue ama Subur. Waktu gue mau balik setelah serah terima Eyang, dia bilang ke gue kalo dia punya adik. Gue baru tau, ternyata ikan gue punya adik. Gue kaget. Eyang juga kaget. Bapak bapak tukang jual ikan juga kaget. Tiba tiba Syahrini meluk si Eyang buat dijadiin istri ke sembilan...........eh

gue lagi nonton halo selebriti, ada Eyang Subur.....

Setelah itu, Eyang nunjukin ke gue dimana adiknya berada. Setelah gue ketemu ama adiknya, gue kenalan. Badan adiknya sedikit lebih besar dari Eyang, berwarna biru kecoklatan, atau bisa juga coklat ke biru biruan. Setelah berbicara panjang lebar, Eyang pun meminta gue buat mengangkat adiknya, dan gue pun meng-iya-kan permintaan Eyang. Dan sekarang, Eyang dan Subur bisa hidup bersama, layaknya seorang adik dan kakak. Gue pun membawa mereka berdua ke kost gue dengan dua buah botol mineral bekas untuk tempat hidup Eyang dan Subur.

Di kosan gue mikir, dimana tempat yang pas untuk mereka berdua. Akhirnya gue mutusin untuk meletakkan mereka di sebelah Playstation gue. Tapi setelah gue pikir, agak bahaya juga kalo misalnya air si Eyang ama Subur tumpah di PS gue. Dan gue pindahin ke sebelah tipi. 

Namun, udah dua hari gue hidup bersama Eyang dan Subur. Gue hanya ketemu ama mereka pas gue balik kantor. At least, gue cuman ketemu pas malem hari, dan itu pun gue langsung tidur. Daripada gue tinggalin mereka di kosan dan gak ada yang ngajak main, gue bawa mereka ke kantor berbekal dengan akuarium kecil yang baru. Secara umum, Eyang dan Subur adalah asisten gue di kantor. Dan gue pun dapat dengan bebas ngajak mereka main dari pagi sampe sore. Malam hari, mereka punya waktu untuk istirahat, sama kayak gue, tidur. Dan kembali pada esoknya, gue ketemu lagi ama mereka.

Meja kantor gue setelah kehadiran Eyang dan Subur

Terkadang sepertinya mereka agak jenuh karena kakak beradik tersebut tidak bisa bersama di satu akuarium. Terlepas dari kondisi kantor gue yang dingin dan sepi, gue pernah mindahin si Eyang ke markasnya si Subur. maksud gue biar mereka gak terlalu suntuk dan boring sih tapi.......

si Subur emosi pas gue masukin Eyang ke kamarnya

Mungkin si Subur ngerasa kalo si Eyang akan mengambil daerah kekuasaannya. Spontan sirip mereka pada ngembang. Daripada mereka salah paham ama kejadian ini, gue pisahin lagi mereka di akuarium terpisah. Dan biar agak tenang, gue kasih mereka makanan ikan khusus ikan cupang yang gue pesen langsung dari Zimbabwe. Tapi tetap aja walaupun udah gue pisahin, dendam si Subur sama Eyang belum selesai, gue gak tau maksud mereka. Mereka tetap musuhan sejak itu.


si Subur lagi emosi
Eyang juga ikutan emosi
Dua duanya lagi emosi

Begitulah kegiatan sehari hari mereka hingga saat ini. Mereka sangat agresif satu sama lain, sepertinya mereka bukan saudara kandung sepercupangan. Dan untuk sementara, gue gak mau mempertemukan mereka secara langsung.


by : Eyang-Subur

Tidak ada komentar: